7 kesalahan pemula di bermain catur yang tersebut kerap bikin kalah

DKI Jakarta – Catur tidak sekadar adu kecerdasan, tapi juga permainan kesabaran, perhitungan, juga pengalaman. Bagi pemula, permainan ini banyak kali terasa rumit sebab membutuhkan ketelitian pada setiap langkah.
Tak jarang, kekalahan datang bukanlah akibat kurangnya kemampuan berpikir, melainkan dikarenakan melakukan kesalahan-kesalahan mendasar yang tersebut sebetulnya bisa jadi dihindari.
Mulai dari terlalu fokus menangkap bidak lawan, membuka permainan tanpa rencana, terlalu cepat mengorbankan pion, hingga mengabaikan keselamatan raja semua ini merupakan kekeliruan yang dimaksud umum terjadi serta banyak dimanfaatkan lawan untuk meraih kemenangan.
Memahami apa semata kesalahan yang kerap dijalankan pemain baru merupakan langkah penting untuk meningkatkan permainan lalu menghindari kekalahan yang tidak ada perlu.
Ada sebagian kesalahan umum yang rutin dilaksanakan oleh pemain catur pemula yang mana belum terbiasa membaca situasi permainan. Untuk menghindari kekalahan, penting bagi dia mengenali serta mewaspadai kesalahan-kesalahan ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber.
Kesalahan di bermain catur yang tersebut kerap memproduksi kalah bagi pemula
1. Terlalu fokus menangkap bidak lawan
Salah satu kekeliruan yang kerap dilaksanakan pemula adalah terlalu bernafsu merebut bidak lawan secepat mungkin. Mereka cenderung berpikir bahwa semakin sejumlah bidak lawan yang mana dimakan, maka semakin dekat dengan kemenangan. Padahal, catur tidak perihal siapa paling cepat menyerang, melainkan masalah bagaimana menyusun rencana jangka panjang dengan matang.
2. Bermain tanpa arah yang dimaksud jelas
Banyak pemula bermain secara spontan tanpa tujuan yang dimaksud terarah. Mereka menggerakkan bidak-nya ke kanan, kiri, atau sembarang arah tanpa mempertimbangkan kendali menghadapi wilayah penting. Padahal, penguasaan bagian sedang papan teristimewa petak d4, e4, d5, serta e5 merupakan fondasi penting pada merancang keunggulan sejak awal permainan.
3. Terlalu berbagai menggerakkan pion
Walau pion berperan penting di dalam tahap pembukaan, banyak pemain baru justru terlalu fokus menggerakkan pion saja. Akibatnya, perkembangan perwira seperti kuda serta gajah tertunda, lalu raja pun dibiarkan terlalu lama berada di dalam berada dalam papan. Hal ini sanggup membuka celah besar bagi lawan untuk melancarkan serangan.
4. Terburu-buru mengeluarkan ratu
Karena tahu ratu adalah bidak paling kuat, banyak pemula secara langsung menggerakkannya di tempat awal permainan. Namun, ini justru sanggup menjadi bumerang. Ratu yang mana terlalu cepat mengundurkan diri dari ke area lawan bisa saja menjadi sasaran empuk. Selain itu, Anda jadi harus terus menggerakkannya demi menghindari serangan, alih-alih fokus mengembangkan bidak lain.
5. Menunda rokade lalu membiarkan raja terbuka
Sering kali pemula merasa aman membiarkan rajanya di tempat sedang papan sebab tak mengawasi ancaman langsung. Padahal, sebaiknya raja segera diamankan dengan melakukan rokade. Rokade sejak dini akan mengempiskan risiko serangan mendadak serta menguatkan tempat bertahan.
6. Bidak bukan saling mendukung
Koordinasi antar bidak sangat penting pada catur. Banyak pemula tiada memperhatikan apakah bidak merekan saling melindungi atau tidak. Bidak yang dimaksud berdiri sendiri tanpa dukungan rentan menjadi sasaran taktik lawan, seperti serangan ganda. Usahakan agar setiap bidak punya peran serta dilindungi oleh bidak lainnya sebisa mungkin.
7. Benteng tidaklah dimainkan
Pada pertengahan permainan, bidak-bidak utama seperti benteng serta ratu harus mulai dilibatkan. Sayangnya, berbagai pemula lupa mengaktifkan benteng. Padahal, benteng sangat efektif bila diletakkan dalam jalur terbuka atau semi-terbuka, yakni kolom yang dimaksud telah kosong atau belaka berisi pion lawan. Memainkan benteng dengan tepat bisa jadi menjadi kunci dominasi dalam tahap sedang permainan.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence pada situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.