Carlo Pernat Balik Arah Akui Marc Marquez Pilihan Tepat Ducati

Pengamat MotoGP, Carlo Pernat , akhirnya mengakui bahwa kebijakan Ducati Lenovo merekrut Marc Marquez adalah langkah yang digunakan tepat. Pernat, yang sebelumnya rutin mengomentari keras kebijakan yang disebutkan oleh sebab itu dianggap mengingkari filosofi Ducati untuk mengorbitkan atlet sepeda muda, pada masa kini menyatakan bahwa The Baby Alien adalah sosok yang digunakan sesuai dengan pengembangan motor Ducati.
Pernat sebelumnya secara terbuka menyatakan kekhawatirannya terhadap perekrutan Marquez oleh Ducati. Ia berpendapat bahwa langkah ini menyimpang dari filosofi lama Ducati yang digunakan berfokus pada pengembangan peserta balap muda, teristimewa dengan kepindahan Jorge Martin ke Aprilia Racing kemudian Enea Bastianini ke KTM Tech3.
Pernat bahkan pernah mengatakan: “Saya tak pernah menyembunyikan bahwa saya sangat kritis terhadap Ducati, akibat mengambil Marc Marquez berarti mengingkari kebijakan anak muda yang mana dibesarkan pada Borgo Panigale selama bertahun-tahun,” tegasnya.
Baca Juga: Aprilia Racing Siap Gulingkan Dominasi Marc Marquez di area MotoGP 2025: Martin Kembali, Misi Naikkan Level Dimulai!
Namun, pandangan Pernat berubah ekstrem pasca meninjau performa Marquez dalam musim MotoGP 2025. Dengan delapan kemenangan dari 10 seri balapan dan juga memuncaki klasemen sementara dengan 381 poin, statistik The Baby Alien ini membuktikan bahwa kritik Pernat sebelumnya tidak ada berdasar.
Pernat saat ini mengakui bahwa Gigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, sudah mengambil tindakan yang tepat. “Tapi hari ini, harus diakui bahwa Gigi Dall’Igna benar. Angka serta hasilnya telah berbicara sendiri,” ujar Pernat dikutipkan dari Crash, Hari Senin (28/7/2025).
Pernat menambahkan bahwa tindakan merekrut Marquez didasarkan pada pemahaman bahwa proyek Desmosedici telah terjadi mencapai puncaknya dan juga motor GP25 kemungkinan besar tidak ada sempurna. Ia menjelaskan bahwa Marquez direkrut bukanlah oleh sebab itu motornya dibuat untuknya, melainkan oleh sebab itu Ducati menyadari risiko keterpurukan teknis lalu memilih atlet sepeda yang digunakan mampu menghasilkan kemajuan sendiri.