Mathys Tel tak gentar hadapi rasisme usai gagal penalti di area Super Cup

Ibukota Indonesia – Pemain muda Tottenham Hotspur Mathys Tel menegaskan dirinya tidak ada akan terpengaruh oleh serangan rasis yang tersebut ia terima pada media sosial usai gagal mengeksekusi penalti pada laga UEFA Super Cup melawan Paris Saint-Germain.
Tel, yang tersebut baru berusia 20 tahun, menjadi sasaran ujaran kebencian bernuansa rasial setelahnya Tottenham kalah di adu penalti melawan PSG pekan lalu. Kekalahan itu menciptakan Spurs gagal meraih trofi Super Cup musim ini.
Menanggapi hal tersebut, Tottenham melalui pernyataan resminya menyatakan bahwa mereka "jijik" terhadap perlakuan yang tersebut diterima sang pemain. Klub jika London Utara itu juga menegaskan dukungan penuh untuk Tel lalu menyerukan agar media sosial menjadi tempat yang dimaksud aman bagi semua orang.
Dalam unggahan dalam akun Instagram pribadinya pada Selasa, Tel menulis instruksi tegas terhadap insiden tersebut. "Rasisme tak punya tempat di dalam publik kita," tulis penyerang timnas Prancis U-21 itu. Ia juga menyampaikan terima kasih berhadapan dengan semua arahan dukungan yang dimaksud ia terima pasca pertandingan.
"Setiap hari adalah pelajaran. Saya tahu dari mana saya berasal, pada mana saya memulai, serta semua ini tak akan menjatuhkan saya," tulis Tel pada unggahan tersebut. Ia menekankan bahwa dengan kerja keras juga kerendahan hati, rasa hormat akan muncul dengan sendirinya.
Mathys Tel resmi bergabung dengan Tottenham secara permanen pada Juni lalu dengan nilai transaksi sebesar 30 jt pound dari Bayern Munich. Sebelumnya, ia tampil mengesankan selama masa pinjaman kemudian sekarang ini menjadi salah satu talenta muda yang mana diandalkan pada lini serang Spurs.
Insiden ini menambah daftar panjang tindakan hukum rasisme yang mana menimpa pesepak bola muda Eropa. Banyak pihak, termasuk federasi sepak bola serta organisasi anti-diskriminasi, terus memacu sistem digital untuk mengambil langkah tegas terhadap pelaku ujaran kebencian.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI di area situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.