Sepak bola

Bung Kus sebut IGK Manila sosok yang mana cinta sepak bola tanpa pamrih

Ibukota – Pengamat sepak bola Indonesia Mohamad Kusnaeni turut berduka melawan meninggalnya mantan manajer timnas Indonesia di area SEA Games 1991, I Gusti Kompyang (IGK) Manila yang mana tutup usia di tempat Jakarta, Senin, pada usia 83 tahun.

Saat dihubungi ANTARA, Senin, Kusnaeni yang tersebut kerap disapa Bung Kus itu mengaku tak banyak bertemu dengan Manila secara langsung, namun ia mengakui bahwa pria yang digunakan juga mantan manajer Persija Ibukota itu adalah sosok yang mana mencintai sepak bola tanpa pamrih.

"Turut berduka cita. Beliau orang baik serta punya perhatian besar terhadap sepak bola Indonesia," kata Kusnaeni.

"Saya tidaklah banyak bertemu beliau secara dengan segera selama berkecimpung di dalam sepak bola. Tapi saya tahu betul bahwa beliau mencintai sepak bola tanpa pamrih," tambah dia.

Manila adalah pria yang dimaksud lahir pada Singaraja, Bali pada 8 Juli 1942. Ia mengawali perjalanan hidupnya dengan menekuni dunia militer. Ia merupakan satu dari 15 perwira remaja pertama lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) dengan kecabangan Polisi Militer. Karir militernya kemudian menanjak hingga mencapai pangkat Mayor Jenderal TNI AD (POM ABRI).

Di dunia sepak bola, pria yang digunakan setia dengan kumis tebalnya itu dikenal masyhur sebagai manajer timnas Indonesia pada waktu meraih medali emas pada SEA Games 1991 di tempat Manila, Filipina. Ketika itu, Indonesia meraih emas pasca mengalahkan Thailand melalui putaran adu penalti dengan skor 4-3 pada Stadion Rizal Memorial.

Prestasi emas ini bertahan lebih banyak dari tiga dekade sebelum kemudian timnas Indonesia di tempat bawah asuhan Indra Sjafri memecahkannya di area Kamboja pada 2023. Saat itu, regu yang mana dikalahkan juga Thailand, namun tak sampai ke sesi adu penalti.

Kala itu, Indonesia yang diperkuat Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, hingga Beckham Putra menang 5-2 pada sesi tambahan waktu dua kali 15 menit.

Di level klub, Manila pernah menuliskan tinta manis pada waktu bersatu Bandung Raya juga Persija Jakarta. Di Bandung Raya, kiprah Manila mengantarkan klub itu menjuarai Kompetisi Indonesia pada 1996, sementara di dalam Persija ia menjadi salah satu sosok penting ketika Macan Kemayoran mengakhiri dahaga gelarnya dengan menjadi juara Kejuaraan Indonesia pada 2001.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di tempat situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles

Back to top button