Direktur Intelijen Nasional Trump pangkas jumlah agregat pegawai kantornya

Washington – Direktur Intelijen Nasional untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Tulsi Gabbard pada Rabu (20/8) menyatakan bahwa kantornya akan "mengurangi pemborosan hingga lebih lanjut dari 40 persen," sebuah langkah yang digunakan menurutnya akan menghemat lebih lanjut dari 700 jt dolar Negeri Paman Sam (1 dolar Negeri Paman Sam = Rp16.291) per tahun.
"Selama 20 tahun terakhir, Kantor Direktur Intelijen Nasional (Office of the Director of National Intelligence/ODNI) menjadi lembaga yang tersebut gemuk lalu tidaklah efisien. Sementara, komunitas intelijen marak dengan penyalahgunaan kekuasaan, kebocoran tidaklah sah intelijen rahasia, serta penyalahgunaan intelijen sebagai senjata politik," kata Gabbard pada sebuah pernyataan.
Langkah itu bertujuan agar kantor yang dimaksud dapat "lebih fokus pada menjalankan peran pentingnya sebagai pusat integrasi intelijen, panduan strategis, kemudian pengawasan terhadap Komunitas Intelijen," menurut pernyataan itu.
ODNI dibentuk setelahnya serangan teroris pada 11 September 2001 mengungkap kegagalan sistemik di tempat seluruh Komunitas Intelijen.
Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan intelijen dari seluruh elemen Komunitas Intelijen (saat ini berjumlah 18) serta memberikan pengawasan guna menjamin bahwa intelijen yang tersebut diberikan terhadap presiden kemudian para pengambil kebijakan bersifat tepat waktu, akurat, lalu bebas dari muatan politis, seperti yang disebutkan pada pernyataan tersebut.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di tempat situs web ini tanpa izin tertoreh dari Kantor Berita ANTARA.