Sepak bola

Erick Thohir minta mengenai kericuhan dalam liga ditanyakan untuk operator

Ibukota Indonesia – Ketua umum PSSI Erick Thohir memohonkan wartawan menanyai operator kompetisi atau I.League mengenai permasalahan kericuhan penonton di dalam Super League 2025/2026.

Beberapa pertandingan pekan kedua Super League diwarnai kericuhan penonton, baik di tempat di stadion maupun di area luar stadion.

“Tanya ke (operator) Liga. Kan kami dari PSSI sudah ada menyerahkan secara penuh tanggung jawab ke liga serta klub. Dan kami akan memonitor langkah-langkah apa yang tersebut diadakan oleh liga,” kata Erick usai jumpa pers pengenalan Alexander Xwiers sebagai direktur teknik yang tersebut baru, di dalam Jakarta, Senin.

“Yang pasti kami berposisi sejak awal bahwa kita ingin menyelamatkan sepak bola Indonesia, ingin melakukan konfirmasi supporter pulang ke rumah dengan selamat,” lanjut dia.

Erick memohonkan operator juga pihak klub bertanggung jawab dan juga memantau penggemar dengan lebih lanjut ketat.

“Saya apresiasi kemarin dari Persija, melakukan self-control dengan suporternya, saya apresiasi. Saya berharap ya klub-klub di area seluruh Indonesia mesti ada kerjasama yang dimaksud baik dengan suporternya."

"Liga juga harus punya kebijakan yang mana benar-benar keras lalu sesuai dengan pembicaraan dengan PSSI, kan kita telah memberikan peringatan,” ujar Erick.

Erick mengingatkan bahkan FIFA sudah ada memberikan peringatan serius terhadap permasalahan kericuhan penonton. Ia pun tak segan melakukan intervensi jikalau kejadian sama terus terjadi.

“Makanya kami keras juga saya akan intervensi liga, percaya terhadap saya," kata Eric.

"Ya kalau saya telah keras, saya keras seperti PSSI mengintervensi Turnamen ketika VAR, Kompetisi 1, Turnamen 2, berhasil juga kita intervensi perwasitan kemudian terbukti perwasitan membaik. Ya tetapi kalau operasionalnya, liga harus bertanggung jawab,” pungkas Erick.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence dalam situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles

Back to top button