Otomotif

Komisi X: Kekalahan Timnas kesempatan perbaikan sepak bola nasional

Yogyakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati memandang kekalahan Tim Nasional Negara Indonesia (Garuda) dari Irak yang digunakan memproduksi gagal lolos ke Piala Planet 2026 harus berubah menjadi peluang evaluasi menyeluruh terhadap pembinaan sepak bola nasional.

MY Esti Wijayati di dalam Sleman, DIY, Senin, menyampaikan Kementerian Pemuda dan juga Olahraga (Kemenpora) penting meningkatkan kekuatan sistem pembinaan pemain sejak usia dini juga bukan semata-mata bergantung pada naturalisasi.

"Saya bisa jadi menyadari kekecewaan warga pecinta sepak bola yang digunakan tentu berharap besar. Tetapi saya kira ini bukanlah langkah akhir yang dimaksud mengurangi kekuatan semangat kita, salah satunya PSSI untuk ke depannya berubah menjadi lebih besar baik," ujar Esti.

Terkait kegagalan melaju ke Piala Dunia, menurut dia, Komisi X tidak ada dapat memanggil Persatuan Sepak Bola Seluruh Nusantara (PSSI) secara segera sebab tidak mitra kerja DPR.

Evaluasi terhadap sepak bola nasional akan diwujudkan melalui Kemenpora.

"Kemenpora kan memang benar mitra kerja kami. Jadi kalau kami memanggil, pasti tak hanya saja mengenai sepak bola, tetapi juga target-target Asian Games, SEA Games, kemudian kegiatan prioritas lain sesuai keterbatasan anggaran yang tersebut ada," jelasnya.

Menurut Esti, pada waktu ini dibutuhkan keseimbangan antara strategi naturalisasi dan juga pembinaan jangka panjang ke tubuh Timnas Indonesia.

Upaya mencetak pemain dari jalur pembinaan usia dini, menurutnya, harus bermetamorfosis menjadi pembangunan ekonomi serius agar regenerasi berjalan berkesinambungan.

Ia memperlihatkan delapan pemain muda Indonesi berusia 17 tahun yang digunakan ketika ini sedang menempuh sekolah sepak bola selama satu tahun dalam Portugal.

"Waktu pertandingan dalam sana, merekan tiga kali menang telak berjuang melawan klub Portugal. Artinya peluang kita luar biasa," ucap dia.

Meski tidaklah menolak kebijakan naturalisasi, Esti menegaskan langkah itu semestinya diimbangi dengan pembangunan ekonomi pada lembaga pendidikan olahraga.

"Naturalisasi kalau memang sebenarnya masih dibutuhkan, silakan. Tetapi harus juga menyiapkan pemain yang sejak kecil dididik melalui sekolah-sekolah olahraga juga sekolah sepak bola yang difasilitasi negara," ujar Esti.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI ke website web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles

Back to top button