Kepelatihan regu senam paparkan rintangan penilaian aksi

DKI Jakarta – Pelatih kepala pasukan senam putra, Jonathan Mangiring Sianturi, memaparkan rintangan-rintangan yang digunakan akan dihadapi anak-anak asuhnya pada penilaian aksi pada Kejuaraan Bumi Senam Artistik 2025.
Menurut Jonathan, terdapat beberapa kode poin baru yang tersebut menciptakan para atlet asuhannya dituntut beradaptasi tambahan cepat.
“Di gimnastik itu yang digunakan penting tuh kamu lakukan yang digunakan terbaik ke latihan, tapi yang dimaksud terbaik di dalam latihan itu kan melalui serangkaian yang tersebut panjang. Sekarang kode poin baru, pergerakan berbagai yang dimaksud baru, yang dimaksud dianggap ini segini nilainya, ada yang digunakan dinaikkan sedikit, ada yang diturunkan lagi,” kata Jonathan di mixed zone Indonesi Arena, Jakarta, Jumat.
“Terus kemudian susunan komposisinya juga mereka itu benahi lagi gitu. Jadi tidak ada mirip itu kan. Saya juga bilang don't take risk now. Tapi ia (Joseph Judah Hatoguan) ingin menampilkan yang dimaksud maksimalnya dia,” lanjut mantan atlet nasional itu.
Federasi Gimnastik Tanah Air (FGI) menurunkan delapan atlet untuk tampil di Kejuaraan Global Senam Artistik 2025 yang mana akan berlangsung pada 19 sampai 25 Oktober di Tanah Air Arena.
Selain Joseph, terdapat Agung Suci Tantio Akbar, Abiyu Raffi, Muhammad Aprizal, Satria Tri Wira Yudha, Alarice Mallica Prakoso, Salsabilla Hadi Pamungkas, lalu Larasati Rengganis.
Khusus untuk Joseph yang digunakan tidak atlet pelatnas, Jonathan menafsirkan kemampuan atletnya itu tidaklah terlalu berbeda sangat jauh dengan atlet-atlet yang digunakan mengikuti pelatnas. Namun oleh sebab itu hanya sekali berlatih dalam level daerah, banyak keistimewaan yang digunakan bukan didapatkan Joseph.
Jonathan juga mengungkapkan bahwa persiapan atlet untuk mengikuti turnamen bumi ini cukup singkat.
Joseph sendiri disebut Jonathan masuk grup putra untuk dikarenakan menggantikan Fajar Abdul Rohman dari Sumatera Selatan.
“Kami baru tiga minggu, beliau baru dipanggil, kan ia (Joseph) tiada pelatnas. Jadi yang mana pelatnas itu justru yang digunakan empat tadi,” ujar Jonathan.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di dalam web web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.



