Sepak bola

Peri Sandria kenang cerita manis sama-sama IGK Manila

Ibukota Indonesia – Mantan penyerang timnas Indonesia serta Bandung Raya, Peri Sandria, mengenang cerita-cerita manis bersatu mantan manajer timnas SEA Games 1991 IGK Manila yang digunakan tutup usia pada Senin.

Peri sempat menjadi anak asuh Manila pada dua kesempatan, yakni dalam Bandung Raya serta timnas Indonesia. Prestasi Peri juga Manila untuk menghadirkan timnas Indonesia memenangi medali emas SEA Games 1991 bahkan bertahan cukup lama, sebelum dapat disamai oleh timnas Indonesia pada SEA Games 2023.

“Saya pribadi mengucapkan duka cita yang mendalam menghadapi meninggalnya Bapak IGK Manila, semoga beliau diterima oleh Allah SWT juga diterima dalam surganya Allah. Keluarga yang dimaksud ditinggalkan semoga tambahan tabah lalu sabar,” kata Peri ketika dihubungi pada Senin.

“Ya kesan-kesan mirip saya, Bapak (Manila) itu orang yang dimaksud baik, orang yang dimaksud tegas lalu penuh disiplin. Waktu saya pada SEA Games juga, beliau juga memberikan juga nasihat-nasihat penting buat saya lalu teman-teman. Sebenarnya kenangan yang digunakan paling terkesan itu waktu kita menjuarai SEA Games 1991, bukanlah dalam Bandung Raya,” lanjut dia.

Salah satu kisah yang dimaksud sulit dilupakan Peri dari Manila adalah label “sulit diatur” yang mana disematkan Manila terhadap dirinya.

“Satu waktu di area Surabaya (untuk menjalani persiapan SEA Games) beliau pernah bilang untuk saya kemudian rekan-rekan, beliau bilang, saya sebagai komandan tentara, PM (Polisi Militer) waktu itu ya, satu batalion bisa saja saya pimpin, tapi pada di sepak bola satu orang yang mana susah saya pimpin. Nama saya disebut loh. Jadi saya salah satu pemain yang susah diatur,” tutur pencetak gol terbanyak pada Turnamen Indonesia 1995/1996 itu.

“Tetapi, ia sosok sebagai bapak yang dimaksud baik, sebagai teman, kemudian sahabat. Meskipun ia tentara yang mana penuh dengan sigap, penuh disiplin, apalagi kalau ia udah marah. Jadi saya sebenarnya sangat kehilangan beliau gitu loh ya.”

“Ya saya juga mungkin saja banyak dosa juga sebanding ia akibat saya berbuat yang tersebut aneh-aneh sebanding dia. Tetapi, bagaimanapun namanya seseorang bapak masih dapat memaafkan. Meskipun ada kesalahan-kesalahan yang digunakan saya buat,” lanjut dia.

Setelah Peri pensiun sebagai pesepak bola profesional serta Manila lebih tinggi berbagai berkiprah di area bidang politik, Peri menyatakan bahwa komunikasi mereka itu berdua tidaklah terlalu intens. Meski demikian, pada berbagai kesempatan khusus, Peri kerap diundang untuk hadir dengan segera menemui Manila.

“Seperti kemarin terakhir, dua bulan terakhir ketemu beliau itu saya juga diundang melalui ajudannya, acara ulang tahun ia pada Nasden. Saya ditunjuk menjadi ajudan sementara untuk menjemput beliau pada acara itu. Jadi ini suatu kebanggaan buat saya,” pungkas Peri.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Kecerdasan Buatan dalam situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles

Back to top button