Sepak bola

Sekjen PSSI dipusingkan dengan rumor Jepun hendak tinggalkan AFC

DKI Jakarta – Sekretaris jenderal PSSI, Yunus Nusi, mengutarakan dirinya dipusingkan dengan pertanyaan-pertanyaan para perwakilan anggota AFC seputar pemberitaan di Tanah Air mengenai rumor Asosiasi Sepak bola Negeri Matahari Terbit (JFA) hendak meninggalkan AFC.

Pada hari terakhir pekan (17/10) lalu, muncul pemberitaan ke beraneka laman berita internasional mengenai rumor tersebut, yang kemudian turut diberitakan beberapa orang media nasional.

“Beberapa hari tak lama kemudian saya sama-sama Waketum (Wakil Ketua Umum) PSSI pulang dari Riyadh AFC Conference, beberapa negara ke AFC tanya ke kita persoalan bahwa ribut banget jepang lalu Korea akan pergi dari dari AFC,” kata Yunus pada jumpa pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat.

“Ini kan tiada baik bagi kita, bagi PSSI, oleh sebab itu itu sudah ada merebak banget di kalangan AFC bahwa media-media Tanah Air mengabarkan Negeri Sakura kemudian Korea akan mengundurkan diri dari dari AFC lalu membentuk konfederasi sendir bersatu negara-negara lain,” lanjutnya.

Saat itu, JFA disebut-sebut ingin meninggalkan AFC kemudian membentuk konfederasi sepak bola Asia Timur, akibat kecewa dengan beberapa orang tindakan kemudian kebijakan AFC.

Salah satu contoh paling mencolok adalah inovasi format kompetisi Kompetisi Champions Asia Elite (ACLE) 2024/25 secara sepihak menyusul mundurnya klub China, Shandong Taishan.

Akibat langkah mendadak itu, klub Negeri Matahari Terbit Vissel Kobe yang tersebut sebelumnya berada ke kedudukan ketiga justru terlempar ke peringkat kelima serta tersingkir dari kompetisi.

Ketidakpuasan Negeri Sakura juga diperkuat dengan kebijakan AFC menunjuk Qatar lalu Arab Saudi sebagai tuan rumah putaran keempat Kualifikasi Piala Planet 2026 zona Asia, yang dinilai tak mencerminkan prinsip fair play lalu terlalu menguntungkan negara-negara Teluk.

Isu ini mendapat perhatian luas pada Asia Timur, di antaranya ke Indonesia. Banyak pihak memandang keluhan yang disuarakan Jepun mencerminkan keresahan sama yang juga dirasakan masyarakat sepak bola Indonesia.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Kecerdasan Buatan dalam laman web ini tanpa izin tertoreh dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles

Back to top button