Tragedi 2 Petinju Meninggal usai Duel di dalam Jepang, Hiromasa Urakawa Susul Shigetoshi Kotari

Tragis, dua petinju meninggal dunia pasca pertarungan terjadi dalam Jepang. Petinju Hiromasa Urakawa meninggal dunia akibat cedera yang digunakan dideritanya pada pertarungan melawan Yoji Saito di tempat Tokyo pada 2 Agustus.
Hiromasa Urakawa sedang unggul dengan dua kartu skor di pertarungan yang disebutkan ketika ia dihentikan pada ronde kedelapan dan juga terakhir di dalam Koraken Hall, ibu kota Jepang. “WBO berduka berhadapan dengan meninggalnya petinju Negeri Matahari Terbit Hiromasa Urakawa, yang mana secara tragis meninggal dunia akibat cedera yang dimaksud dideritanya pada pertarungan melawan Yoji Saito pada 2 Agustus di area Korakuen Hall, Tokyo,” WBO mengumumkan pada sebuah pernyataan dalam akun media sosial X mereka.
Baca Juga: Enaknya Jadi Manny Pacquiao, Diberi Ranking 1 WBC usai Draw Lawan Mario Barrios
Kematian ini menyusul berita duka yang tersebut memilukan bahwa Shigetoshi Kotari meninggal dunia pada hari hari terakhir pekan akibat cedera yang dideritanya pasca hasil imbang 12 ronde melawan Yamato Hata pada pertandingan yang sama. “Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami untuk keluarga, teman, kemudian komunitas tinju Negeri Matahari Terbit selama masa yang mana sangat sulit ini,” tulis WBO.
Kotari sudah pernah bersaing untuk gelar kejuaraan juara kelas ringan kategori junior Oriental lalu Pasifik serta mencatatkan rekor 8-2-2 (5 KO) sepanjang kariernya. Ironisnya, satu-satunya petinju yang mampu menghentikannya adalah Urakawa, ketika mereka itu bertinju pada bulan April tahun lalu di area tempat yang identik pada mana dia berdua mengalami cedera yang digunakan merenggut nyawa mereka.
Urakawa, dari Tokyo, mencatatkan rekor 10-4 (7 KO). Setelah kematian Kotari, Komisi Tinju Negeri Sakura memutuskan untuk mengubah durasi pertandingan tinju OPBF dari 12 menjadi 10 ronde. Baik Urakawa maupun Kotari baru berusia 28 tahun.
Pertandingan pada 2 Agustus, yang tersebut dipromotori oleh anggota Hall of Fame Akihiko Honda, disebut-sebut sebagai “malam tergelap pada dunia tinju.”